Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-60, Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Bandung berkolaborasi dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu dan Puskesmas Palabuhanratu. Kegiatan diisi dengan pemeriksaan kesehatan, skrining penyakit menular, tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat), serta donor darah. Acara yang dilaksanakan pada Kamis 17 Oktober 2024 itu bertempat di halaman Kantor PPN Palabuhanratu.

Kepala BKK Kelas I Bandung dr. Sedya Dwisangka, M.Epid memberikan sambutan tentang pentingnya kewaspadaan terhadap faktor risiko kesehatan di pelabuhan, dilanjutkan penyampaian materi antikorupsi oleh Ibu Fitri Mayawati, SKM selaku Ketua Tim Kerja Layanan Publik dan Zona Integritas. Dalam kesempatan tersebut disampaikan bahwa seluruh kegiatan pemeriksaan kesehatan tidak dipungut biaya dan petugas BKK Kelas I Bandung tidak memberi ataupun menerima suap serta gratifikasi dalam bentuk apapun.

Acara dilanjutkan dengan penyuluhan tentang tes IVA oleh dr. Nadindra Madhyastha. Dijelaskan bahwa tes IVA merupakan salah satu metode deteksi dini kanker rahim, yaitu dengan mengamati secara visual kelainan setelah pengolesan asam asetat 3-5%. Darah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih (acetowhite) yang mengindikasikan bahwa leher rahim berpotensi memiliki lesi pra kanker. Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, dan saat asuhan nifas atau pasca keguguran. Dapat juga dilakukan pada perempuan yang dicurigai atau diketahui memiliki ISR/IMS atau HIV/AIDS. Jika ditemukan hasil tes IVA negatif, disarankan untuk mengulangi tes kembali 3-5 tahun dan diingatkan terkait faktor-faktor risiko. Hasil tes IVA positif disarankan untuk dilakukan pengobatan dan tindakan lebih lanjut di fasilitas kesehatan.

Acara dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari nelayan, awak kapal, agen kapal, dan masyarakat di sekitar pelabuhan. Peserta melakukan registrasi dengan menunjukkan kartu identitas (KTP) kemudian melalui serangkaian pemeriksaan diantaranya pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah, denyut nadi dan saturasi oksigen. Kemudian skrining penyakit menular TBC dan HIV/AIDS. Skrining penyakit menular TBC dilakukan dengan melakukan anamnesis terhadap peserta. Peserta akan ditanya mengenai apakah terdapat tanda-tanda yang dirasakan terutama untuk gejala yang khas pada TBC seperti batuk berdahak lebih dari 2 minggu, batuk darah, keringat malam tanpa aktivitas, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas, sesak nafas, nyeri dada, atau memiliki kontak erat dengan penderita TBC. Untuk skrining penyakit HIV/AIDS akan dilakukan anamnesis terkait adanya faktor risiko seperti berganti-ganti pasangan, hubungan seks melalui anal, berganti peralatan suntik, atau adanya transmisi dari ibu ke anak. Kegiatan dilanjutkan dengan skrining penyakit tidak menular serperti pemeriksaan untuk mengetahui kadar glukosa darah sewaktu, asam urat, dan kolesterol. Adapun untuk Wanita Usia Subur dan sudah menikah dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu tes IVA untuk mendeteksi adanya risiko penyakit kanker leher rahim (cervix).

Dari serangkaian hasil pemeriksaan kesehatan tersebut kemudian peserta diarahkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diberikan tindak lanjut apabila terdapat gejala atau faktor risiko kesehatan. Dokter dapat meresepkan obat sebagai terapi dan/atau memberikan rujukan jika penyakit tersebut perlu ditangani lebih lanjut oleh fasilitas kesehatan baik itu puskesmas maupun Rumah Sakit. Data hasil pemeriksaan secara keseluruhan kemudian direkap dan diolah lebih lanjut oleh Surveilans. Dengan adanya kegiatan pemeriksaan kesehatan ini diharapkan dapat mendeteksi faktor risiko kesehatan khususnya di wilayah pelabuhan sehingga dapat dikendalikan sedini mungkin. Dalam kesempatan ini pula Pegawai BKK Kelas I Bandung berpartisipasi sebagai peserta donor darah sebagai bakti untuk kepedulian sesama.

Narator: Handy Dinar A.

advanced-floating-content-close-btn