Setiap jemaah haji yang pulang dari tanah suci memiliki risiko besar tertular penyakit atau membawa penyakit tanpa menunjukkan gejala sakit yang biasa disebut carrier. Semua jemaah haji yang turun dari pesawat akan dilakukan skrining dengan menggunakan thermal scanner yang bertujuan untuk mengecek suhu tubuh. Apabila jemaah haji terdeteksi dengan suhu tubuh lebih dari 38 0C, maka jemaah haji tersebut dalam kondisi tidak sehat (demam) dan akan dilakukan observasi sesuai standar operasional prosedur yang ada.

Tindakan skrining tersebut merupakan upaya untuk mendeteksi dini kondisi/ keadaan kesehatan jemaah haji untuk mencegah penularan penyakit khususnya yang berasal dari wilayah timur tengah. Adapun potensi penyakit yang muncul yaitu diantaranya:

  1. Meningitis meningokokus;

    Penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Penyebab penyakit ini yaitu bakteri Neisseria mengitidis atau dikenal dengan Meningokokus. Gejala penyakit tersebut adalah: demam, sakit kepala hebat, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan tingkat kesadaran, ruam kulit/ bintik merah, kejang dan sensitif terhadap cahaya.

  2. MERS Cov (Middle East Corona Virus)

    MERS-Cov adalah penyakit sindrom pernafasan yang menyerang saluran pernafasan mulai dari ringan sampai dengan berat yang dapat menyebabkan kematian karena sesak nafas. Penyebabnya yaitu: virus corona jenis baru yaitu novel coronavirus. Gejalanya: demam, batuk, dan sesak nafas bersikap akut. Dampaknya parah pada masalah kekebalan tubuh.

  3. Covid-19

    Penyakit ini dapat menyebabkan kematian, pneumonia, sindroma pernafasan akut, dan gagal ginjal, Penyebabnya Virus Sars Cov-2. Gejala: demam, batuk, sesak nafas, lemas, muntah, diare, hilangnya indra penciuman dan rasa. Apabila jemaah haji mengalami gejala demam, sesak nafas, nyeri tenggorokan, mual, muntah, batuk selama 21 hari, diare, kaku kuduk, segera berobat dan konsultasi kondisi tubuh ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Narator: Nurul Afifa

advanced-floating-content-close-btn